Imajinasiku
Imajinasiku Gila nggak! Yang mengirim email untukku ternyata kebanyakan usianya masih balita (bawah usia dua puluh lima tahun), berari [MA] kebanyakan memang dibaca oleh anak imut-imut seusia mereka. Bagaimana aku tahu? Dari sebagian besar email yang masuk memang kubalas semua dengan mencantumkan persyaratannya, mereka bukannya memenuhi persyaratanku tapi malah mundur teratur. Mundur sich tidak masalah, namun rata-rata dari mereka tetap nekad mengontak saya walau tanpa memenuhi persyaratannya. Eeh, malah pada nekad ngajak ML segala, gila nich anak, pikirku, HP saja pulsa masih minta orang tua kok berani-beraninya ngajak ML? Emangnya kalau aku mau sungguhan apakah aku juga yang harus bayar hotelnya? Wah gawat, pikirku. Tapi terus terang dalam benakku, aku sempat berpikir juga, bagaimana rasanya aku melakukan ML dengan anak yang usianya belasan tahun? Seandainya ada anak yang usianya belum 20 tahun dan ternyata mampu memenuhi syarat dariku untuk berkenalan, kemudian seandainya kami bert